Pemadaman ini melumpuhkan aktivitas di seluruh wilayah pulai, mulai dari Denpasar hingga Ubud, termasuk kawasan wisata utama seperti Nusa Dua.
PT. PLN (Persero) memastikan pemadaman listrik massal bukan disebabkan oleh serangan siber. Meski demikian, belum diketahui secara pasti penyebab blackout yang dialami Pulau Bali ini.
Untuk menanggulangi peluang blackout di masa depan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan investigasi demi mencari penyebab pasti pemadaman listrik massal ini. Inspektur Ketenagalistrikan telah dikerahkan untuk memeriksa instalasi pembangkit dan jaringan transmisi di sistem kelistrikan Bali.
Pemadaman massal di Bali berdampak signifikan pada aktivitas masyarakat yang terganggu. Koneksi internet dilaporkan mengalami gangguan selama blackout. Selain itu, layanan penerbangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali juga terkena imbasnya.
Meski bukan karena serangan siber, pemadaman listrik massal atau blackout memiliki risiko tinggi terhadap keamanan siber.
source: coconuts
Pemadamam listrik skala besar seperti yang terjadi di Bali tidak hanya menganggu aktivitas sosial, ekonomi, transportasi, atau yang lain, tetapi juga menciptakan celah keamanan siber yang berbahaya.
Beberapa risiko yang bisa mengganggu keamanan siber karena pemadaman listrik massal antara lain:
Tanpa pasokan listrik yang stabil, firewall, sistem deteksi intrusi, dan perangkat keamanan digital lainnya dapat mati mendadak, membuat jaringan rentan terhadap serangan siber.
Pemadaman mendadak dapat menyebabkan database tidak tersimpan dengan benar, berpotensi merusak atau menghapus data penting. Perusahaan yang tidak memiliki cadangan daya (UPS) berisiko kehilangan informasi kritis.
Bandara Internasional Ngurah Rai sempat mengandalkan genset, namun sistem pendukung seperti server dan jaringan komunikasi tetap rentan jika terjadi gangguan berkepanjangan.
Rumah sakit, pusat data, dan layanan darurat yang mengandalkan listrik dapat mengalami gangguan sistem, membuka peluang serangan siber jika proteksi tidak berfungsi optimal.
Meskipun penyebab blackout di Bali bukan serangan siber, insiden ini menjadi pengingat bahwa gangguan fisik pada infrastruktur listrik dapat memicu kerentanan digital.
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko serupa di masa depan:
1. Penerapan Uninterrupted Power Supply (UPS) untuk memastikan sistem dapat dimatikan dengan aman atau tetap beroperasi sementara.
2. Backup data berbasis cloud untuk mengurangi ketergantungan pada server lokal yang rentan terhadap pemadaman.
3. Penguatan infrastruktur kabel bawah laut dan sistem redundansi untuk meminimalkan dampak jika terjadi kerusakan.
4. Pelatihan tanggap darurat siber bagi perusahaan dan instansi pemerintah untuk mengantisipasi gangguan selama blackout.
Pemadaman listrik massal di Bali membuktikan: krisis infrastruktur fisik = ancaman digital nyata. Jangan tunggu blackout berikutnya mengancam keamanan data bisnis Anda. Kunjungi velsicuro.com atau kontak VELSICURO-CYBER RANGES™ untuk konsultasi gratis untuk solusi unggulan keamanan siber bisnis Anda.
Need Any Technology Solution